PERAHU PENYELAMAT DI JEMBATAN NERAKA
Assalamu'alaikum wr. wb.
Sahabat yang seagama dan seiman, ketahuilah bahwa kelak di akhirat, ada
sebuah jembatan yang terbentang antara neraka dan surga yang dikenal
dengan Jembatan Shirath. Banyak manusia yang tak sanggup melewati
jembatan itu hingga mereka terperosok masuk ke dalam neraka. Namun, ada
pula segolongan umat yang justru selamat sampai surga hingga dengan mudah karena mengendarai perahu.
Lalu siapakah mereka itu...
Sumber kisah adalah Kitab Daqoiqul Akbar Fii Dzikril Jannati Wan Naar,
sebuah karya agung seorang Imam Abdirrhim bin Ahmad Al-Qadhiy.
Jembatan Shirat
Kisahnya.
Disebutkan bahwa Allah SWT telah menciptakan jembatan yang berada di
atas neraka, terletak di atas neraka, sebuah jembatan yang sangat licin
dan dapat menggelincirkan. Jembatan ini memiliki 7 pos yang setiap
posnya memiliki jarak 3000 tahun. 1000 tahun berupa tanjakan yang
tinggi, 1000 tahun berupa daratan biasa, dan 1000 tahun berupa lereng
yang curam.
Sedangkan lebar jembatan tersebut lebih kecil dan
lebih lembut dari sehelai rambut, lebih tajam daripada pedang dan lebih
malam daripada malam yang pekat. Di setiap gardu atau posnya memiliki 7
cabang, dimana setiap cabang bentuknya bagaikan panah yang ujungnya
tajam.
Melihat ganbaran jembatan seperti itu, tak heran banyak
orang yang tergelincir masuk neraka. Tapi ada sekelompok umat yang
begitu mudahnya melewati jembatan itu bagaikan secepat kilat, namun ada
pula yang begitu sulit dan lamban melewatinya.
Syafaat Rasul.
Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa sesungguhnya ketika manusia
melewati jembatan, maka api neraka berada di bawah telapak kaki mereka,
ada yang berada di atas kepala, ada yang berada di sebelah kanan atau
kiri mereka dan di depan mereka.
Allah SWT berfirman,
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا ٧١
ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا ٧٢
Artinya:
71. dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka
itu. hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
72. kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan
membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam Keadaan
berlutut.
Sedangkan neraka itu selalu memakan tubuhnya mulai
dari kulit sampai daging sehingga orang yang lewat di atas jembatan itu
bagaikan arang hitam, kecuali orang-orang yang selamat dan diselamatkan,
diselamatkan di sini dlam arti bahwa diselamatkan oleh Rasulullah SAW.
Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa nanti pada hari kiamat, datanglah
sekelompok umat lalu mereka naik ke atas jembatan itu dan Rasulullah SAW
pun menoleh kepada mereka seraya berkata,
"Siapakah kalian?"
"Kami adalah umatmu...," jawab mereka.
Rasulullah SAW bersabda,
"Apakah kalian telah melaksanakan perintah-perintahku?"
"Tidak," kata mereka.
Kemudian Rasulullah SAW pun pergi meninggalkan mereka, hingga terjerumuslah mereka ke dalam neraka Jahnnam.
Kemudian datang lagi sekelompok umat lain dan Rasulullah SAW bertanya,
"Apakah kalian berada pada syariat Nabi kalian? Dan adakah kalian berjalan di atas jalan-Nya yang benar?"
"Ya," kata mereka.
Maka dapatlah mereka melewati jembatan itu, dan apabila mereka menjawab
"tidak", maka terejrumuslah mereka ke dalam api nereka. Bagi mereka
yang tergelincir ke dalam nereka, mereka selalu mengharap syafaat
Rasulullah SAW.
Masjid Bisa Menjadi Penolong.
Inilah yang
menjadi topik dalam kisah Islam ini, dimana masjid bisa menolong siapa
saja yang selalu aktif menjalankan ibadah di dalam masjid itu.
Dalam suatu hadits diterangkan bahwa ada suatu kaum yang datang dan berhenti di atas Shirat seraya berkata,
"Siapakah gerangan yang bakal menyelamatkan kita dari api neraka, padahal kita tidak kuasa melewati jembatan ini."
Mereka menangis sejadi-jadinya mengharap pertolongan dengan amat sangat.
Lalu muncullah Malaikat Jibril dan bertanya kepada meraka,
"Apakah yang menghalangi kalian untuk melewati jembatan Shirat ini?"
"Kami takut dengan api neraka," jawab umat itu.
"Apakah ketika di dunia kalian menemui lautan? Bagaimana kalian menyeberanginya?" tanya Malaikat Jibril.
"Kami mengendari perahu," jawab umat itu.
Kemudian Malaikat Jibril mendatangkan kepada meraka sebuah masjid dalam
bentuk perahu yang mana mereka pernah shalat di dalamnya. Maka duduklah
mereka di atas masjid itu, melewati jembatan maut dan dikatakan
(Jibril) kepada meraka,
"Inilah masjid-masjid yang telah kalian pergunakan untuk shalat berjamaah."
Subhanallah...
Semoga kita bisa melanggengkan shalat berjamaah di masjid, karena
masjid itu bisa menolong kita melewati jembatan Shirat nantinya.
Riwayat bisa dibaca dalam kitab Daqoiqul Akbar Fii Dzikril Jannati Wan
Naar, sebuah karya agung seorang Imam Abdirrhim bin Ahmad Al-Qadhiy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar